50 Tokoh Islam Liberal di Indonesia



Pada akhir zaman akan muncul sekelompok orang yang berusia muda dan jelek budi pekertinya. Mereka berkata-kata dengan menggunakan firman Allah, padahal mereka telah keluar dari Islam seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Iman mereka tidak melewati tenggorokannya. Di mana pun kalian menjumpai mereka, maka bunuhlah mereka. Karena sesungguhnya orang yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala di Hari Kiamat. (HR. Bukhari)

Pada tulisan kali ini penulis ingin menyampaikann kepada sobat semua tentang bahayanya Islam Liberal dan mengungkapkan siapa-siapa saja tokoh Islam Liberal di Indonesia, yang penulis kutip dari buku "50 Tokoh Islam Liberal Indonesia".


para penyesat-penyesat ummat ini berkeliaran bertugas di IAIN / UIN, di pejabata-pejabat pemerintahan, penulis-penulis, menjadi ‘amilin-amilin’ Jaringan Islam Liberal (JIL) dan berbagai institusi yang dapat dimanfaatkan untuk agenda pendoktrinan mereka. Kejahatan dan kesesatan mereka ditahap yang membimbangkan.

Ada diantara mereka yang memperjuangkan kesama rataan antara lelaki dan perempuan dalam semua aspek (kesetaraan gender), mendukung pernikahan sesama jenis, mendoktrin faham semua agama adalah sama dan kembali ke surga, siapapun berhak menafsir Al-Qur’an, solat dan berjilbab tidak wajib dan berbagai macam lagi kegelapan mereka dalam memahami Islam hasil berguru dari golongan kaffir dan para orientalis.

Berikut adalah 50 para tokoh Islam Liberal di Indonesia:

a) PARA PELOPOR

1) Abdul Mukti Ali (1923-2004)

Guru Besar Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Dekan Fakultas Usuluddin IAIN Yogyakarta.
Guru Besar IAIN Yogyakarta.

2) Nurcholis Madjid

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 1965)
Pensyarah Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah (1985-2005)

3) Djohan Effendi

IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1970)

4) Prof.Dr Harun Nasution

Penulis buku-buku teks utama IAIN Indonesia.

5) Abdurrahman Wahid (Gusdur) – Pres.Indonesia (1999-2001).

Pesantren Tambak Beras, Jombang.
Universiti Al-Azhar, Mesir (1964-1966)
Universiti Baghdad (1966-1970)
Ketua Umum Nahdhatul Ulama’ – NU (1984-1999)

6) Ahmad Wahib

Fakultas Ilmu Pasti dan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM)

7) M.Dawam Rahardjo

Fakultas Ekonomi UGM (1969)

8) Munawir Sjadzali

Universiti of Exeter, Inggeris.
Georgetown Universiti Amerika.

b) PARA SENIOR

1) Abdul Munir Mulkhan

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (cawangan) Jember dan Sunan Kalijaga.

2) Azyumardi Azra

Fakultas Tarbiyyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1982)
Pensyarah Pasca Sarjana Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyyah IAIN Jakarta (1992-sekarang)
Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta.
Pembantu Rektor (1) IAIN Jakarta (1998)
Rektor IAIN (UIN) Jakarta (1998-2005)

3) Prof.Dr. Komaruddin Hidayat

Sarjana Fakultas Usuluddin IAIN Jakarta (1981)
Guru Besar Filsafat Agama IAIN Jakarta (2001-sekarang)
Director Pasca Sarjana UIN Jakarta (2005-sekarang)
Rektor UIN Jakarta (2006-2010)

4) Nasaruddin Umar

Sarjana IAIN Alauddin, Makasar.
Dr. IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pensyarah Fakultas Usuluddin Pasca Sarjana IAIN Jakarta.
Pembantu Rektor 3 IAIN Jakarta.

5) Zainun Kamal

Pembantu Dekan 1 Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.
Pensyarah tetap Faklutas Usuluddin, UIN Jakarta.
Pensyarah Pasca Sarjana UIN, Jakarta.

6) Kautsar Azhari Noer

Guru Besar IAIN (UIN) Jakarta.

7) Alwi Abdurrahman Shihab

IAIN Alauddin, Ujung Padang (1986)

8) M.Amin Abdullah

Sarjana Fakultas Usuluddin –Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1982).

9) Masdar Farid Mas’udi

Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1979).

10) Said Aqiel Siradi

Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta.

11) Ahmad Syafi’I Ma’arif

Ohio University, Amerika (1980)
Pemikiran Islam, Universiti Chicago, Amerika (1983)

12) Goenawan Mohammad

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Jakarta.

13) Jalaluddin Rahmat

Fakultas Publisistik Universiti Pejajaran (1976)

14) M.Syafi’I Anwar

Colombia Universiti, Amerika (2004)

15) Moeslim Abdurrahman

S2 (Master) dan S3 (Phd) Universiti Urbana, Amerika.

c) PARA PENERUS PERJUANGAN

1) Abd A’la

Faklutas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1987).
Program Magister Pasca Sarjana UIN Jakarta (1996).
Dr. UIN Jakarta (1999).

2) Abdul Moqsith Ghazali

S2 (Master) UIN Jakarta.
S3 (Phd) UIN Jakarta (sekarang).
Pensyarah UIN Jakarta.

3) Ahmad Sahal

Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta.
Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.

4) Bahtiar Effendy

Sarjana IAIN Jakarta (1986).
Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta (1995-sekarang).
Ketua Dewan Akademi Program Pasca Sarjana UIN Jakarta (1999-sekarang).

5) Fathimah Usman

Sarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
Pusat Studi Gender IAIN Wali Songo.
Pensyarah Faklutas Usuluddin IAIN Wali Songo.

6) M.Jadul Maula

IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

7) Muhammad Ali

Pensyarah Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.

8) Nong Darul Mahmada

( petugas JIL – banyak suarakan isu gender)
Faklutas Usuluddin IAIN Jakarta (1998)

9) Saiful Mujani

S1 (Sarjana) Fakultas Usuluddin, IAIN Jakarta.

10) Siti Musdah Mulia

S1 (Sarjana) IAIN Alauddin, Makasar (1982).
S2 (Master) dan S3 (Phd) UIN Jakarta (1992-1997)

11) Sukidi

Fakultas Syariah / Peradilan Agama UIN Jakarta (1998).

12) Sumanto Al-Qurthuby

IAIN Wali Songo (1999).

13) Syamsu Rizal Panggabean

S1 (Sarjana) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

14) Taufik Adnan Amal

Pensyarah Ulumul Qur’an Fakultas Syariah, IAIN Alauddin, Makasar.

15) Ahmad Fuad Fanani

Fakultas Usuluddin UIN Jakarta

16) Ahmad Gaus AF

Fakultas Ilmu Komunikasi (IISIP) Jakarta

17) Budhy Munawar Rahman

Director Program Yayasan Paramidana.
Staf Pengajar Universitas Paramidana Mulya, Jakarta.

18) Denny J.A

Phd Ohio University, Amerika (2001)

19) Hamid Basyaib

Universitas Islam Indonesia (UII)

20) Husein Muhammad

Al-Azhar, Mesir.

21) Ihsan Ali Fauzi

University Ohio, Amerika.
Pendiri JIL bersama Ulil Abshar.

22) M.Luthfi Asy-Saukani

Phd University Melbourne, Australia.
Pensyarah Pemikiran Islam Universiti Paramidana, Jakarta.

23) Mun’im A.Sirry

Fakultas Syariah dan Undang-Undang International Islamic University, Islamabad, Pakistan (1990-1996).

24) Rizal Malarangeng

Phd. Ohio Universiti, Amerika.

25) Ulil Abshar Abdalla (Koordinator Jaringan Islam Liberal)

Pesantren Mansajul Ulum, Pati.
Pesantren Al-Anwar, Rembang.
Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta.

26) Zuhairi Misrawi

Fakultas Usuluddin jurusan Aqidah Falsafah Universiti Al-Azhar, Mesir (1995).

27) Zuly Qodir

Fakultas Agama Islam Universiti Muhammadiyyah, Yogyakarta (1996).
Magister Studi Islam Universiti Islam Indonesia (UII).
Sosiologi Fisipol UGM, Yogyakarta.

JIKA DAFTAR Profesi mereka DI-PETA-KAN MAKA ISLAM LIBERAL DI INDONESIA MERASUKI UMAT MUSLIM DAN INGIN MELIBERALKAN ISLAM MELALUI LEMBAGA/INSTITUSI sbb. :

1. Departemen Agama.

2. Mensekseg.

3. Departemen Luar Negri .

4. Menkokesra.

5. Perguruan Tinggi : Universitas Islam ( UIN ) Syarif Hidayatullah,UIN- Sunan Kalijaga, IAIN-Makasar, UGM, Jayabaya, Paramadina, IAIN Sunan Gunungjati, IAIN Sunan Ampel.

6. Organisasi Islam : NU dan Muhammadiyah, beruntung tokoh2nya yang di Muhammadiyah tidak dipilih lagi.

7. Media : Tempo group dan media lain yang se ideologi.

8. Islam syiah … Islam altermatip.

9. LSM : Jaringan Islam Liberal /JIL/Islib ; LSI; Faith Freedom International Indonesia, Ford Foundation; Libforall; LKiS-Wahid Institute; Komnas Perempuan; ICRP; CRCS; Freedom Institute dll.

Sedangkan LSM lain masih banyak sekali : Jaringan Islam Kampus; Jaringan Intektual Muda Muhammadiyah ( organisasi dompleng nama Muhammadiyah ); Intelektual Muda NU , Lakesdam-NU; ASEAN Foundation; Intelektual/Cendekiawan Muslim dll.

Untuk media selain melalui tulisan artikel di Koran mereka juga gencar menulis melalui majalah , buku-buku, terjemah Al-Qur’an dengan hermeunitika ( kekinian, kontektual, ) ; melalui siaran radio, dialog di TV ; hingga membuat beberapa website, blog, millist, kajian Islam liberal di kampus, Talk-show di radio; termasuk menjadi calon anggota legislative melalui beberapa partai politik.

Secara gamblang mereka melakukan publikasi melalui media sedangkan secara strategis perubahannya melalui lembaga formal pemerintah yaitu Dept. Agama dan Dept. Pendidikan khususnya kurikulum dan materi di perguruan tinggi Islam, sedangkan kemasyarakat melalui organisasi Islam dan kebudayaan.

Sudah sewajarnya umat Islam waspada dan mewaspadai gerakan ini agar aqidah Islam kita tidak tergerus oleh pengaruh mereka yaitu liberalisasi Islam, dengan slogan mereka seperti Semua agama sama,… Tuhan kita adalah Tuhan kita semua dimana dalam dogma Islam yang benar , Tuhan kita adalah wahid/tunggal, tidak beranak dan tidak diperanakkan, Tuhan umat Islam tentunya berbeda dengan Tuhannya umat agama lain.



Read More Add your Comment 0 komentar


50 Tokoh Islam Liberal di Indonesia



Pada akhir zaman akan muncul sekelompok orang yang berusia muda dan jelek budi pekertinya. Mereka berkata-kata dengan menggunakan firman Allah, padahal mereka telah keluar dari Islam seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Iman mereka tidak melewati tenggorokannya. Di mana pun kalian menjumpai mereka, maka bunuhlah mereka. Karena sesungguhnya orang yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala di Hari Kiamat. (HR. Bukhari)

Pada tulisan kali ini penulis ingin menyampaikann kepada sobat semua tentang bahayanya Islam Liberal dan mengungkapkan siapa-siapa saja tokoh Islam Liberal di Indonesia, yang penulis kutip dari buku "50 Tokoh Islam Liberal Indonesia".


para penyesat-penyesat ummat ini berkeliaran bertugas di IAIN / UIN, di pejabata-pejabat pemerintahan, penulis-penulis, menjadi ‘amilin-amilin’ Jaringan Islam Liberal (JIL) dan berbagai institusi yang dapat dimanfaatkan untuk agenda pendoktrinan mereka. Kejahatan dan kesesatan mereka ditahap yang membimbangkan.

Ada diantara mereka yang memperjuangkan kesama rataan antara lelaki dan perempuan dalam semua aspek (kesetaraan gender), mendukung pernikahan sesama jenis, mendoktrin faham semua agama adalah sama dan kembali ke surga, siapapun berhak menafsir Al-Qur’an, solat dan berjilbab tidak wajib dan berbagai macam lagi kegelapan mereka dalam memahami Islam hasil berguru dari golongan kaffir dan para orientalis.

Berikut adalah 50 para tokoh Islam Liberal di Indonesia:

a) PARA PELOPOR

1) Abdul Mukti Ali (1923-2004)

Guru Besar Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Dekan Fakultas Usuluddin IAIN Yogyakarta.
Guru Besar IAIN Yogyakarta.

2) Nurcholis Madjid

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 1965)
Pensyarah Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah (1985-2005)

3) Djohan Effendi

IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1970)

4) Prof.Dr Harun Nasution

Penulis buku-buku teks utama IAIN Indonesia.

5) Abdurrahman Wahid (Gusdur) – Pres.Indonesia (1999-2001).

Pesantren Tambak Beras, Jombang.
Universiti Al-Azhar, Mesir (1964-1966)
Universiti Baghdad (1966-1970)
Ketua Umum Nahdhatul Ulama’ – NU (1984-1999)

6) Ahmad Wahib

Fakultas Ilmu Pasti dan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM)

7) M.Dawam Rahardjo

Fakultas Ekonomi UGM (1969)

8) Munawir Sjadzali

Universiti of Exeter, Inggeris.
Georgetown Universiti Amerika.

b) PARA SENIOR

1) Abdul Munir Mulkhan

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (cawangan) Jember dan Sunan Kalijaga.

2) Azyumardi Azra

Fakultas Tarbiyyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1982)
Pensyarah Pasca Sarjana Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyyah IAIN Jakarta (1992-sekarang)
Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta.
Pembantu Rektor (1) IAIN Jakarta (1998)
Rektor IAIN (UIN) Jakarta (1998-2005)

3) Prof.Dr. Komaruddin Hidayat

Sarjana Fakultas Usuluddin IAIN Jakarta (1981)
Guru Besar Filsafat Agama IAIN Jakarta (2001-sekarang)
Director Pasca Sarjana UIN Jakarta (2005-sekarang)
Rektor UIN Jakarta (2006-2010)

4) Nasaruddin Umar

Sarjana IAIN Alauddin, Makasar.
Dr. IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pensyarah Fakultas Usuluddin Pasca Sarjana IAIN Jakarta.
Pembantu Rektor 3 IAIN Jakarta.

5) Zainun Kamal

Pembantu Dekan 1 Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.
Pensyarah tetap Faklutas Usuluddin, UIN Jakarta.
Pensyarah Pasca Sarjana UIN, Jakarta.

6) Kautsar Azhari Noer

Guru Besar IAIN (UIN) Jakarta.

7) Alwi Abdurrahman Shihab

IAIN Alauddin, Ujung Padang (1986)

8) M.Amin Abdullah

Sarjana Fakultas Usuluddin –Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1982).

9) Masdar Farid Mas’udi

Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1979).

10) Said Aqiel Siradi

Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta.

11) Ahmad Syafi’I Ma’arif

Ohio University, Amerika (1980)
Pemikiran Islam, Universiti Chicago, Amerika (1983)

12) Goenawan Mohammad

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Jakarta.

13) Jalaluddin Rahmat

Fakultas Publisistik Universiti Pejajaran (1976)

14) M.Syafi’I Anwar

Colombia Universiti, Amerika (2004)

15) Moeslim Abdurrahman

S2 (Master) dan S3 (Phd) Universiti Urbana, Amerika.

c) PARA PENERUS PERJUANGAN

1) Abd A’la

Faklutas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1987).
Program Magister Pasca Sarjana UIN Jakarta (1996).
Dr. UIN Jakarta (1999).

2) Abdul Moqsith Ghazali

S2 (Master) UIN Jakarta.
S3 (Phd) UIN Jakarta (sekarang).
Pensyarah UIN Jakarta.

3) Ahmad Sahal

Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta.
Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.

4) Bahtiar Effendy

Sarjana IAIN Jakarta (1986).
Pensyarah Pasca Sarjana UIN Jakarta (1995-sekarang).
Ketua Dewan Akademi Program Pasca Sarjana UIN Jakarta (1999-sekarang).

5) Fathimah Usman

Sarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
Pusat Studi Gender IAIN Wali Songo.
Pensyarah Faklutas Usuluddin IAIN Wali Songo.

6) M.Jadul Maula

IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

7) Muhammad Ali

Pensyarah Faklutas Usuluddin UIN Jakarta.

8) Nong Darul Mahmada

( petugas JIL – banyak suarakan isu gender)
Faklutas Usuluddin IAIN Jakarta (1998)

9) Saiful Mujani

S1 (Sarjana) Fakultas Usuluddin, IAIN Jakarta.

10) Siti Musdah Mulia

S1 (Sarjana) IAIN Alauddin, Makasar (1982).
S2 (Master) dan S3 (Phd) UIN Jakarta (1992-1997)

11) Sukidi

Fakultas Syariah / Peradilan Agama UIN Jakarta (1998).

12) Sumanto Al-Qurthuby

IAIN Wali Songo (1999).

13) Syamsu Rizal Panggabean

S1 (Sarjana) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

14) Taufik Adnan Amal

Pensyarah Ulumul Qur’an Fakultas Syariah, IAIN Alauddin, Makasar.

15) Ahmad Fuad Fanani

Fakultas Usuluddin UIN Jakarta

16) Ahmad Gaus AF

Fakultas Ilmu Komunikasi (IISIP) Jakarta

17) Budhy Munawar Rahman

Director Program Yayasan Paramidana.
Staf Pengajar Universitas Paramidana Mulya, Jakarta.

18) Denny J.A

Phd Ohio University, Amerika (2001)

19) Hamid Basyaib

Universitas Islam Indonesia (UII)

20) Husein Muhammad

Al-Azhar, Mesir.

21) Ihsan Ali Fauzi

University Ohio, Amerika.
Pendiri JIL bersama Ulil Abshar.

22) M.Luthfi Asy-Saukani

Phd University Melbourne, Australia.
Pensyarah Pemikiran Islam Universiti Paramidana, Jakarta.

23) Mun’im A.Sirry

Fakultas Syariah dan Undang-Undang International Islamic University, Islamabad, Pakistan (1990-1996).

24) Rizal Malarangeng

Phd. Ohio Universiti, Amerika.

25) Ulil Abshar Abdalla (Koordinator Jaringan Islam Liberal)

Pesantren Mansajul Ulum, Pati.
Pesantren Al-Anwar, Rembang.
Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta.

26) Zuhairi Misrawi

Fakultas Usuluddin jurusan Aqidah Falsafah Universiti Al-Azhar, Mesir (1995).

27) Zuly Qodir

Fakultas Agama Islam Universiti Muhammadiyyah, Yogyakarta (1996).
Magister Studi Islam Universiti Islam Indonesia (UII).
Sosiologi Fisipol UGM, Yogyakarta.

JIKA DAFTAR Profesi mereka DI-PETA-KAN MAKA ISLAM LIBERAL DI INDONESIA MERASUKI UMAT MUSLIM DAN INGIN MELIBERALKAN ISLAM MELALUI LEMBAGA/INSTITUSI sbb. :

1. Departemen Agama.

2. Mensekseg.

3. Departemen Luar Negri .

4. Menkokesra.

5. Perguruan Tinggi : Universitas Islam ( UIN ) Syarif Hidayatullah,UIN- Sunan Kalijaga, IAIN-Makasar, UGM, Jayabaya, Paramadina, IAIN Sunan Gunungjati, IAIN Sunan Ampel.

6. Organisasi Islam : NU dan Muhammadiyah, beruntung tokoh2nya yang di Muhammadiyah tidak dipilih lagi.

7. Media : Tempo group dan media lain yang se ideologi.

8. Islam syiah … Islam altermatip.

9. LSM : Jaringan Islam Liberal /JIL/Islib ; LSI; Faith Freedom International Indonesia, Ford Foundation; Libforall; LKiS-Wahid Institute; Komnas Perempuan; ICRP; CRCS; Freedom Institute dll.

Sedangkan LSM lain masih banyak sekali : Jaringan Islam Kampus; Jaringan Intektual Muda Muhammadiyah ( organisasi dompleng nama Muhammadiyah ); Intelektual Muda NU , Lakesdam-NU; ASEAN Foundation; Intelektual/Cendekiawan Muslim dll.

Untuk media selain melalui tulisan artikel di Koran mereka juga gencar menulis melalui majalah , buku-buku, terjemah Al-Qur’an dengan hermeunitika ( kekinian, kontektual, ) ; melalui siaran radio, dialog di TV ; hingga membuat beberapa website, blog, millist, kajian Islam liberal di kampus, Talk-show di radio; termasuk menjadi calon anggota legislative melalui beberapa partai politik.

Secara gamblang mereka melakukan publikasi melalui media sedangkan secara strategis perubahannya melalui lembaga formal pemerintah yaitu Dept. Agama dan Dept. Pendidikan khususnya kurikulum dan materi di perguruan tinggi Islam, sedangkan kemasyarakat melalui organisasi Islam dan kebudayaan.

Sudah sewajarnya umat Islam waspada dan mewaspadai gerakan ini agar aqidah Islam kita tidak tergerus oleh pengaruh mereka yaitu liberalisasi Islam, dengan slogan mereka seperti Semua agama sama,… Tuhan kita adalah Tuhan kita semua dimana dalam dogma Islam yang benar , Tuhan kita adalah wahid/tunggal, tidak beranak dan tidak diperanakkan, Tuhan umat Islam tentunya berbeda dengan Tuhannya umat agama lain.



Read More Add your Comment 0 komentar


Prof. Dr. M. Quraish Shihab



Setelah sebelumnya penulis memberikan profil tentang Dr. Aidh Al Qarni, kali ini penulis akan memaparkan profil dari Prof. Dr. M. Quraish Shihab yang merupakan ahli tafsir dari Indoneia yang banyak melahirkan karya - karya besar di bidang ilmu tafsir.
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang, sambil "nyantri" di Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah. Pada 1958, dia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyyah Al-Azhar. Pada 1967, dia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama, dan pada 1969 meraih gelar MA untuk spesialisasi bidang Tafsir Al-Quran dengan tesis berjudul Al-I 'jaz Al-Tasyri'iy li Al-Qur an Al-Karim.

Sekembalinya ke Ujung Pandang, Quraish Shihab dipercayakan untuk menjabat Wakil Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Selain itu, dia juga diserahi jabatan-jabatan lain, baik di dalam kampus seperti Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia Bagian Timur), maupun di luar kampus seperti Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di Ujung Pandang ini, dia juga sempat melakukan berbagai penelitian; antara lain, penelitian dengan tema "Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Timur" (1975) dan "Masalah Wakaf Sulawesi Selatan" (1978).

Pada 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan pendidikannya di almamaternya yang lama, Universitas Al-Azhar. Pada 1982, dengan disertasi berjudul Nazhm Al-Durar li Al-Biqa'iy, Tahqiq wa Dirasah, dia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al-Quran dengan yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtat ma'a martabat al-syaraf al-'ula).

Sekembalinya ke Indonesia, sejak 1984, Quraish Shihab ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca-Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selain itu, di luar kampus, dia juga dipercayakan untuk menduduki berbagai jabatan. Antara lain: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984); Anggota Lajnah Pentashih Al-Quran Departemen Agama (sejak 1989); Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989), dan Ketua Lembaga Pengembangan. Dia juga banyak terlibat dalam beberapa organisasi profesional; antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu Syari'ah; Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Di sela-sela segala kesibukannya itu, dia juga terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun luar negeri.

Yang tidak kalah pentingnya, Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan tulis-menulis. Di surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu dia menulis dalam rubrik "Pelita Hati." Dia juga mengasuh rubrik "Tafsir Al-Amanah" dalam majalah dua mingguan yang terbit di Jakarta, Amanah. Selain itu, dia juga tercatat sebagai anggota Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur'an dan Mimbar Ulama, keduanya terbit di Jakarta. Selain kontribusinya untuk berbagai buku suntingan dan jurnal-jurnal ilmiah, hingga kini sudah tiga bukunya diterbitkan, yaitu Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1984); Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987); dan Mahhota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) (Jakarta: Untagma, 1988).


Read More Add your Comment 0 komentar


Prof. Dr. M. Quraish Shihab



Setelah sebelumnya penulis memberikan profil tentang Dr. Aidh Al Qarni, kali ini penulis akan memaparkan profil dari Prof. Dr. M. Quraish Shihab yang merupakan ahli tafsir dari Indoneia yang banyak melahirkan karya - karya besar di bidang ilmu tafsir.
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang, sambil "nyantri" di Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah. Pada 1958, dia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyyah Al-Azhar. Pada 1967, dia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama, dan pada 1969 meraih gelar MA untuk spesialisasi bidang Tafsir Al-Quran dengan tesis berjudul Al-I 'jaz Al-Tasyri'iy li Al-Qur an Al-Karim.

Sekembalinya ke Ujung Pandang, Quraish Shihab dipercayakan untuk menjabat Wakil Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Selain itu, dia juga diserahi jabatan-jabatan lain, baik di dalam kampus seperti Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia Bagian Timur), maupun di luar kampus seperti Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di Ujung Pandang ini, dia juga sempat melakukan berbagai penelitian; antara lain, penelitian dengan tema "Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Timur" (1975) dan "Masalah Wakaf Sulawesi Selatan" (1978).

Pada 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan pendidikannya di almamaternya yang lama, Universitas Al-Azhar. Pada 1982, dengan disertasi berjudul Nazhm Al-Durar li Al-Biqa'iy, Tahqiq wa Dirasah, dia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al-Quran dengan yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtat ma'a martabat al-syaraf al-'ula).

Sekembalinya ke Indonesia, sejak 1984, Quraish Shihab ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca-Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selain itu, di luar kampus, dia juga dipercayakan untuk menduduki berbagai jabatan. Antara lain: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984); Anggota Lajnah Pentashih Al-Quran Departemen Agama (sejak 1989); Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989), dan Ketua Lembaga Pengembangan. Dia juga banyak terlibat dalam beberapa organisasi profesional; antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu Syari'ah; Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Di sela-sela segala kesibukannya itu, dia juga terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun luar negeri.

Yang tidak kalah pentingnya, Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan tulis-menulis. Di surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu dia menulis dalam rubrik "Pelita Hati." Dia juga mengasuh rubrik "Tafsir Al-Amanah" dalam majalah dua mingguan yang terbit di Jakarta, Amanah. Selain itu, dia juga tercatat sebagai anggota Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur'an dan Mimbar Ulama, keduanya terbit di Jakarta. Selain kontribusinya untuk berbagai buku suntingan dan jurnal-jurnal ilmiah, hingga kini sudah tiga bukunya diterbitkan, yaitu Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1984); Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987); dan Mahhota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) (Jakarta: Untagma, 1988).


Read More Add your Comment 0 komentar


Dr. Aidh Al Qarni



Tokoh yang bernama lengkap Dr.’Aidh bin ‘Abdullah bin ‘Aidh Al Majdu al-Qarni ini lahir di desa Qarn, Arab Saudi bagian selatan tahun 1379H. Pada tahun 1403/1404H, ia meraih gelar sarjana dari Fakultas Ushuluddin Universitas Imam Muhammad bin Sa’ud al-Islamiyyah, gelar magister dalam bidang hadist ia capai tahun 1408H, sedangkan gelar doktor diperolehnya dari Universitas yang sama pada tahun 1422H.

Figur yang telah menghasilkan 800 keping kaset keislaman yang berisi khutbah, ceramah, puisi dan seminar ilmiah ini bukan hanya hafal Al-Qur’an. Ia juga hafal Bulugh al-Marham, sekitar lima ribu hadist dan lebih dari 10 ribu bait syair. Buku karangannya meliputi hadist, tafsir, fikih, sastra, sejarah dan biografi.

Masih belum banyak yang tahu detail tentang profil ulama besar Saudi yang namanya mencuat jadi buah bibir masyarakat Saudi dan berbagai belahan dunia Islam itu. Pada bulan Ramadhan lalu, Syaikh al-Qarni tampil di televisi dalam rangkaian ceramah dari buku monumentalnya "Laa Tahzan." Buku yang kini telah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia itu telah terjual lebih dari 120 ribu eksemplar dalam edisi bahasa Arabnya saja. Belum terhitung berapa jumlah buku yang terjual dalam bahasa yang lain.


Syaikh al-Qarni dikenal sebagai tokoh yang disebut orang berani mengeluarkan pendapat, meski itu bisa mengundang kontraversi. Misalnya saja, ia pernah menyatakan bahwa pendapat yang melarang wanita mengemudi mobil itu bukan masalah prinsip dalam agama Islam. Ia mengatakan, "Jika saya diajukan pilihan apakah sebaiknya wanita mengendarai mobil atau ia pergi dengan supir orang asing (bukan mahram) berdua di dalam mobil, pasti saya memilih agar wanita itulah yang sebaiknya mengendarai mobil sendiri."

Menyuarakan Hak Kaum Perempuan

Al-Qarni juga dikenal dengan pendapatnya yang selalu menuntut pemberian hak-hak perempuan secara utuh sesuai syariat Islam, dan diberi kesempatan yang luas untuk terlibat dalam urusan sosial kemasyarakatan. Ia juga yang menyatakan kaum pria penting berdiskusi dengan kaum perempuan dan mendengarkan pendapat mereka, bahkan kaum perempuan dianjurkan memiliki ikatan organisasi khusus perempuan untuk bisa memberi sumbangsih perannya di masyarakat.

Tidak sampai di situ, Syaikh al-Qarni juga menyerukan pembentukan mahkamah yang secara khusus memperhatikan kezaliman atas kaum perempuan. Seperti pengaduan kaum perempuan terhadap kezaliman ayahnya, suaminya atau edurhakaan anak-anaknya.

Syaikh al-Qarni mulai populer sejak pertengahan tahun delapan puluhan melalui sejumlah kaset ceramah yang ia keluarkan. Para jamaah tempatnya menyampaikan ceramah keagamaan selalu penuh dan antusias dengan nasihat-nasihat Syaikh al-Qarni.

Ulama yang Mumpuni di Berbagai Bidang Ilmu Syariah

Syaikh al-Qarni adalah ulama kelahiran Saudi pada tahun 1379 H. Ia menuntut ilmu di madrasah Ibtidaiyah Ali Salman, selanjutnya ia belajar di Ma'had Ilmi sejak bangku mutawassitah (setara SMP), hingga lulus sarjana strata 1 dan Majister di tempat yang sama. Salah satu karya ilmiyahnya adalah "Al-Bid'ah wa atsaruha fi ad-Diraayah wa ar-Riwayah" . Desertasi doktornya berjudul "Al-Mufahhim ala mukhtashar Shahih Muslim" .

Kelebihan Syaikh al-Qarni karena dia adalah orang yang mendalami ilmu syariah dan dakwah. Ia juga seorang hafiz al-Qur'an dan mendalami ilmu tafsir seperti Ibnu Katsir, At-Thabari, al-Qurthubi, Zaadu al-Masiir Ibnul Jauzi, al-Kassyaf karya Az-Zamakhsyari, bahkan tafsir Fi Dzilalil Qur'an milik Sayyid Quthb.

Selain mendalami ilmu al-Qur'an, ia juga fokus mendalami ilmu hadits. Dalam catatannya, Syaikh al-Qarni menyelesaikan pembahasan kitab Bulugh al-Maraam sebanyak lebih dari 50 kali. Ia juga mengajarkan pengajian hadits Mukhtashar al-Bukhari, Mukhtashar Muslim, al-Muntakhab, al-Lu'lu wa al-Marjan dan lainnya di berbagai masjid. Ia juga mengajarkan ilmu aqidah,
sirah dan fiqih dalam pengajian-pengajiannya di berbagai masjid.

Syaikh al-Qarni terkenal dengan sikapnya yang lembut dan kasih sayang. Ia mengarungi dakwah Islam sepanjang lebih dari 25 tahun dan kini kaset-kaset ceramahnya telah diedarkan lebih dari seribu copy dan diperdengarkan di masjid, yayasan, universitas dan sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia. Sementara kitab-kitab karyanya sudah lebih dari 70 kitab yang juga diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Berikut beberapa nasihatnya yang dimuat dlm bukunya "La Tahzan";
*Keimanan menghapuskan keresahan, dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah kesenangan yang diburu oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang yang ahli ibadah.
*Yang lau telah berlalu, dan yang telah pergi telah mati. Jangan dipikirkan yang telah lalu karena telah pergi dan selesai.
*Terimalah qadha' yang telah pasti dan rezeki yangtelah dibagi itu dengan hati terbuka. Segala sesuatu itu ada ukurannya. Karenanya, enyahkan kegelisahan.
*Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, dosa akan diabaikan, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan.
*Jangan menanti ucapan terimakasih dari sesama. Cukuplah pahala dai Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tak ada yang harus Anda lakukan terhadap orang yang membangkang, mendengki, dan iri.
*Ketika waktu pagi tiba, jangan menunggu sampai sore. Hiduplah dalam batasan hari ini. Kerahkan seluruh semangat yang ada untuk menjadi baik hari ini
*Biarkan masa depan itu hingga ia datang sendiri, dan jangan terlalu berkepentingan denagn hari esok. Karena jika Anda melakukan yang terbaik hari ini maka hari esok juga akan baik.



Read More Add your Comment 0 komentar


Dr. Aidh Al Qarni



Tokoh yang bernama lengkap Dr.’Aidh bin ‘Abdullah bin ‘Aidh Al Majdu al-Qarni ini lahir di desa Qarn, Arab Saudi bagian selatan tahun 1379H. Pada tahun 1403/1404H, ia meraih gelar sarjana dari Fakultas Ushuluddin Universitas Imam Muhammad bin Sa’ud al-Islamiyyah, gelar magister dalam bidang hadist ia capai tahun 1408H, sedangkan gelar doktor diperolehnya dari Universitas yang sama pada tahun 1422H.

Figur yang telah menghasilkan 800 keping kaset keislaman yang berisi khutbah, ceramah, puisi dan seminar ilmiah ini bukan hanya hafal Al-Qur’an. Ia juga hafal Bulugh al-Marham, sekitar lima ribu hadist dan lebih dari 10 ribu bait syair. Buku karangannya meliputi hadist, tafsir, fikih, sastra, sejarah dan biografi.

Masih belum banyak yang tahu detail tentang profil ulama besar Saudi yang namanya mencuat jadi buah bibir masyarakat Saudi dan berbagai belahan dunia Islam itu. Pada bulan Ramadhan lalu, Syaikh al-Qarni tampil di televisi dalam rangkaian ceramah dari buku monumentalnya "Laa Tahzan." Buku yang kini telah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia itu telah terjual lebih dari 120 ribu eksemplar dalam edisi bahasa Arabnya saja. Belum terhitung berapa jumlah buku yang terjual dalam bahasa yang lain.


Syaikh al-Qarni dikenal sebagai tokoh yang disebut orang berani mengeluarkan pendapat, meski itu bisa mengundang kontraversi. Misalnya saja, ia pernah menyatakan bahwa pendapat yang melarang wanita mengemudi mobil itu bukan masalah prinsip dalam agama Islam. Ia mengatakan, "Jika saya diajukan pilihan apakah sebaiknya wanita mengendarai mobil atau ia pergi dengan supir orang asing (bukan mahram) berdua di dalam mobil, pasti saya memilih agar wanita itulah yang sebaiknya mengendarai mobil sendiri."

Menyuarakan Hak Kaum Perempuan

Al-Qarni juga dikenal dengan pendapatnya yang selalu menuntut pemberian hak-hak perempuan secara utuh sesuai syariat Islam, dan diberi kesempatan yang luas untuk terlibat dalam urusan sosial kemasyarakatan. Ia juga yang menyatakan kaum pria penting berdiskusi dengan kaum perempuan dan mendengarkan pendapat mereka, bahkan kaum perempuan dianjurkan memiliki ikatan organisasi khusus perempuan untuk bisa memberi sumbangsih perannya di masyarakat.

Tidak sampai di situ, Syaikh al-Qarni juga menyerukan pembentukan mahkamah yang secara khusus memperhatikan kezaliman atas kaum perempuan. Seperti pengaduan kaum perempuan terhadap kezaliman ayahnya, suaminya atau edurhakaan anak-anaknya.

Syaikh al-Qarni mulai populer sejak pertengahan tahun delapan puluhan melalui sejumlah kaset ceramah yang ia keluarkan. Para jamaah tempatnya menyampaikan ceramah keagamaan selalu penuh dan antusias dengan nasihat-nasihat Syaikh al-Qarni.

Ulama yang Mumpuni di Berbagai Bidang Ilmu Syariah

Syaikh al-Qarni adalah ulama kelahiran Saudi pada tahun 1379 H. Ia menuntut ilmu di madrasah Ibtidaiyah Ali Salman, selanjutnya ia belajar di Ma'had Ilmi sejak bangku mutawassitah (setara SMP), hingga lulus sarjana strata 1 dan Majister di tempat yang sama. Salah satu karya ilmiyahnya adalah "Al-Bid'ah wa atsaruha fi ad-Diraayah wa ar-Riwayah" . Desertasi doktornya berjudul "Al-Mufahhim ala mukhtashar Shahih Muslim" .

Kelebihan Syaikh al-Qarni karena dia adalah orang yang mendalami ilmu syariah dan dakwah. Ia juga seorang hafiz al-Qur'an dan mendalami ilmu tafsir seperti Ibnu Katsir, At-Thabari, al-Qurthubi, Zaadu al-Masiir Ibnul Jauzi, al-Kassyaf karya Az-Zamakhsyari, bahkan tafsir Fi Dzilalil Qur'an milik Sayyid Quthb.

Selain mendalami ilmu al-Qur'an, ia juga fokus mendalami ilmu hadits. Dalam catatannya, Syaikh al-Qarni menyelesaikan pembahasan kitab Bulugh al-Maraam sebanyak lebih dari 50 kali. Ia juga mengajarkan pengajian hadits Mukhtashar al-Bukhari, Mukhtashar Muslim, al-Muntakhab, al-Lu'lu wa al-Marjan dan lainnya di berbagai masjid. Ia juga mengajarkan ilmu aqidah,
sirah dan fiqih dalam pengajian-pengajiannya di berbagai masjid.

Syaikh al-Qarni terkenal dengan sikapnya yang lembut dan kasih sayang. Ia mengarungi dakwah Islam sepanjang lebih dari 25 tahun dan kini kaset-kaset ceramahnya telah diedarkan lebih dari seribu copy dan diperdengarkan di masjid, yayasan, universitas dan sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia. Sementara kitab-kitab karyanya sudah lebih dari 70 kitab yang juga diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Berikut beberapa nasihatnya yang dimuat dlm bukunya "La Tahzan";
*Keimanan menghapuskan keresahan, dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah kesenangan yang diburu oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang yang ahli ibadah.
*Yang lau telah berlalu, dan yang telah pergi telah mati. Jangan dipikirkan yang telah lalu karena telah pergi dan selesai.
*Terimalah qadha' yang telah pasti dan rezeki yangtelah dibagi itu dengan hati terbuka. Segala sesuatu itu ada ukurannya. Karenanya, enyahkan kegelisahan.
*Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, dosa akan diabaikan, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan.
*Jangan menanti ucapan terimakasih dari sesama. Cukuplah pahala dai Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tak ada yang harus Anda lakukan terhadap orang yang membangkang, mendengki, dan iri.
*Ketika waktu pagi tiba, jangan menunggu sampai sore. Hiduplah dalam batasan hari ini. Kerahkan seluruh semangat yang ada untuk menjadi baik hari ini
*Biarkan masa depan itu hingga ia datang sendiri, dan jangan terlalu berkepentingan denagn hari esok. Karena jika Anda melakukan yang terbaik hari ini maka hari esok juga akan baik.



Read More Add your Comment 0 komentar


 

Statistik

About Me

Our Partners

© 2010 Kumpulan Contoh Pidato, Cara dan Cerpen All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info